Di pagi yang dingin, ia melangkah pergi, Pundaknya berat, tak ada yang peduli. Keringat di dahi, bukti ia bertahan, Menjalani hari demi masa depan. Ayahku pejuang tanpa tanda jasa, Langkahnya teguh, walau luka terasa. Semua yang ia lakukan, untuk kami di rumah, Cintanya tak pernah hilang, seperti cahaya. Hujan dan badai, ia tetap berdiri, Tak pernah mengeluh, walau hati teriris. Bekerja di gelap, pulang di remang senja, Menyimpan cerita yang tak pernah ia baca. Ayahku pejuang tanpa tanda jasa, Langkahnya teguh, walau luka terasa. Semua yang ia lakukan, untuk kami di rumah, Cintanya tak pernah hilang, seperti cahaya. Kini aku mengerti arti setiap peluh, Pengorbanan tanpa henti, kasih tanpa keluh. Ayah, kau adalah mentari dalam hidupku, Terima kasih atas semua yang kau tempuh. Ayahku pejuang tanpa tanda jasa, Langkahnya teguh, walau luka terasa. Semua yang ia lakukan, untuk kami di rumah, Cintanya tak pernah hilang, seperti cahaya. Dan suatu saat nanti, aku ingin berkata, Bahwa semua ini takkan sia-sia. Ayah, kau adalah pahlawan di mata dunia, Selamanya kau tetap di dalam jiwa.