Wahai engkau Cerita! Apakah engkau pernah melihat piring pecah terbelah berserakan dilantai? karna tidak sengaja tersenggol oleh tanganmu yang halus? namun gagah dan kuat itu? Lalu tak lama, kembali tanganmu itu sengaja melepaskan piring lainnya diatas piring pecah itu dengan lembutnya. Hingga tersadari pecah pula yang kau lepaskan itu. Belah diatas pecah. Begitu. Begitu lah dengan luka ini. Kau lemparkan aku seketika tuk memberi luka kehilangan. Kini kau lemparkan lagi luka kehilangan yang lain diatas luka yang masih sedang kuusahakan cepat mengering dan terlupa. Mengering kah wahai Cerita? Terlupakan kah wahai Cerita? Tidak! Keduanya tidak dapat kutangani. Kini aku hanya terpasung kebutaan. Dicambuki rasa lelah. Hingga hanya ada dua pilihan jalan yang kutemui. Hancur atau remuk?