[Verse 1 Di sudut desa yang tak bernama, Seorang ibu terbaring tanpa suara. Dua anaknya menatap langit gelap, Tanpa harapan, tanpa pelita menerpa. Di kota besar yang penuh gemerlap, Seorang tua pergi tanpa bekal cukup. Tertatih di lorong kemiskinan yang dalam, Di mana janji itu kini tenggelam? [Pre-Chorus Oh, pemimpin... di mana janji yang dulu terucap? Apakah suaramu hilang di balik istana megah? [Chorus Rakyat menangis, tapi siapa peduli? Kebutuhan pokok hanya mimpi yang mati. Janji kehidupan kini hanyalah bayang, Di bawah langit suram, rakyat semakin hilang. [Verse 2 Harga beras melambung tinggi, Perut lapar hanya disiasati mimpi. Sementara gedung-gedung terus menjulang, Megaproyek raksasa jadi tumpuan. Di pinggir jalan, mereka bertahan, Mengais sisa dari kemewahan orang kaya. Tapi penguasa sibuk menata mahkota, Melupakan rakyat di tepi derita. [Pre-Chorus Oh, pemimpin... adakah belas di hatimu? Di mana nuranimu saat rakyat menggigil? [Chorus Rakyat menangis, tapi siapa peduli? Kebutuhan pokok hanya mimpi yang mati. Janji kehidupan kini hanyalah bayang, Di bawah langit suram, rakyat semakin hilang. [Bridge \"Wahai pemimpin, ingatlah sabda Rasul: Pemimpin adalah gembala bagi umatnya, Namun di mana tanggung jawab itu kini? Saat rakyatmu lapar, kau berpesta di singgasana.\" [Chorus (Variasi) Rakyat memanggil, tapi tak ada jawaban, Penguasa berdiam di balik tembok kekuasaan. Janji kehidupan berubah jadi dusta, Di bawah langit suram, rakyat terus merana. [Outro Hidup semakin berat, tapi kami akan bangkit, Dengan iman dan harapan yang takkan sirna. Keadilan sejati, hanya dengan syariah Ilahi, Wahai umat, kembalilah pada jalan-Nya.